Sebagai salah satu komoditas strategis, perikanan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Tidak hanya sebagai sumber protein yang bergizi, sektor ini juga menjadi tulang punggung ekspor nasional. Pada tahun 2024, data ekspor perikanan menunjukkan tren positif yang menggembirakan. Dengan berbagai inisiatif dari pemerintah dan kinerja industri yang terus berkembang, sektor perikanan Indonesia semakin memperkuat posisinya di pasar global.
Tren Ekspor Perikanan 2024
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 5,9 miliar. Jika dikonversi dengan kurs rupiah sebesar Rp16.000 per dolar AS, angka ini setara dengan Rp90 triliun. Volume ekspor mencapai 1,43 juta ton, naik sebesar 5,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Beberapa komoditas utama yang menjadi andalan ekspor adalah udang, tuna, cakalang, dan tongkol. Udang menjadi komoditas terbesar dengan kontribusi sebesar USD 1,68 miliar atau 28,2% dari total ekspor. Sementara itu, tuna, cakalang, dan tongkol menyumbang USD 1,03 miliar atau 17,4% dari total ekspor.
Komoditas Utama yang Diekspor

Indonesia memiliki beberapa komoditas perikanan unggulan yang diminati di pasar internasional. Berikut adalah beberapa komoditas utama:
- Udang: Mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 1,73 miliar.
- Tuna, Tongkol, dan Cakalang: Memberikan kontribusi ekspor senilai USD 927,1 juta.
- Cumi, Sotong, dan Gurita: Menyumbang nilai ekspor sebesar USD 762,5 juta.
Selain itu, komoditas seperti rajungan dan kepiting juga memberikan kontribusi signifikan, dengan nilai ekspor mencapai USD 513,35 juta. Rumput laut juga menjadi komoditas yang diminati, dengan nilai ekspor sebesar USD 342 juta.
Negara Tujuan Ekspor Perikanan
Ekspor perikanan Indonesia tidak hanya terbatas pada pasar regional, tetapi juga mencakup negara-negara besar di dunia. Berikut adalah daftar negara tujuan ekspor utama pada tahun 2024:
- Amerika Serikat: Nilai ekspor mencapai USD 1,91 miliar.
- China: Nilai ekspor sebesar USD 1,14 miliar.
- Jepang: Menjadi pasar utama untuk ikan tuna, dengan nilai ekspor sebesar USD 392,54 juta.
- Uni Eropa: Nilai ekspor mencapai USD 150,41 juta.
- Timur Tengah: Nilai ekspor sebesar USD 121,1 juta.
Selain itu, pasar ASEAN juga menjadi bagian penting dari ekspor perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor ke negara-negara ASEAN mencapai USD 234,18 juta.
Strategi Pemerintah dalam Mendorong Ekspor Perikanan

Untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global, pemerintah telah menerapkan berbagai strategi. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
- Membangun dan meningkatkan kapasitas pengolahan ikan serta fasilitas penyimpanan agar hasil laut tetap segar.
- Menerapkan sertifikat HACCP guna memastikan produk aman untuk dikonsumsi.
- Meningkatkan promosi produk-produk unggulan ke pasar global.
- Mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai tambah untuk meningkatkan nilai jual.
Selain itu, KKP juga menjalin kerja sama dengan 38 negara melalui perjanjian kesetaraan mutu. Kerja sama ini bertujuan untuk mengurai hambatan ekspor dan meningkatkan volume serta nilai ekspor. Contohnya, kerja sama dengan Uni Eropa dan Eurasian Economic Union telah membuka peluang baru bagi eksportir perikanan Indonesia.
Potensi dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun tren ekspor perikanan Indonesia pada tahun 2024 sangat positif, sektor ini masih menghadapi tantangan. Salah satunya adalah persaingan ketat dari negara-negara lain yang juga memiliki potensi perikanan besar, seperti China, Norwegia, dan Vietnam. Selain itu, isu lingkungan dan keberlanjutan juga menjadi perhatian penting dalam pengelolaan sumber daya laut.
Namun, dengan dukungan pemerintah dan peningkatan kapasitas industri, Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu eksportir perikanan terbesar di dunia. Dengan fokus pada inovasi dan kualitas produk, sektor perikanan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa depan.

Tinggalkan Balasan