Data Ekspor Udang dan Tuna Indonesia Terbaru 2024: Tren dan Perkembangan

Ekspor udang dan tuna Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, menjadi salah satu sektor unggulan dalam perekonomian nasional. Dengan potensi pasar yang luas dan permintaan global yang stabil, komoditas perikanan ini menjadi andalan bagi pemerintah dan pelaku usaha di sektor kelautan. Berikut adalah data terbaru mengenai ekspor udang dan tuna Indonesia pada tahun 2024, beserta tren dan perkembangan yang terjadi.

Ekspor Ikan Segar dan Dingin Indonesia pada Semester I 2025

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester I 2025, Indonesia berhasil mengekspor ikan segar atau dingin hasil tangkap seberat 28,93 ribu ton dengan nilai US$112,70 juta. Malaysia menjadi negara utama tujuan ekspor ikan segar Indonesia, dengan volume mencapai 14,94 ribu ton atau setara 52% dari total ekspor nasional. Selain itu, Indonesia juga memasok ikan segar ke negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Kuwait, serta beberapa negara Asia lainnya.

Berikut daftar lengkap 10 negara tujuan utama ekspor ikan segar Indonesia berdasarkan volume pada semester I 2025:

  • Malaysia: 14.945,21 ton
  • Singapura: 7.810,36 ton
  • China: 1.704,76 ton
  • Arab Saudi: 1.037,26 ton
  • Taiwan: 733,98 ton
  • Jepang: 634,9 ton
  • Hong Kong: 610,71 ton
  • Amerika Serikat: 600,76 ton
  • Australia: 216,74 ton
  • Kuwait: 114,86 ton

Jika digabungkan, 10 negara tersebut menyerap 98% dari total volume ekspor ikan segar Indonesia pada semester I 2025. Sementara itu, ekspor ikan segar ke negara-negara lain mencapai 520,47 ton.

Pertumbuhan Ekspor Udang dan Tuna di Tahun 2024

Ekspor tuna Indonesia ke Uni Eropa

Selain ekspor ikan segar, ekspor udang dan tuna juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat adanya peningkatan ekspor komoditas Tuna-Cakalang-Tongkol (TCT) sepanjang periode Januari hingga Mei 2024. Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Machmud, menyebutkan bahwa ekspor tuna meningkat sebesar 4,3% pada Januari–Mei 2024. Volume ekspor tuna mencapai 92.099 ton, naik 17,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Nilai ekspor tuna Indonesia pada periode tersebut mencapai US$374,69 juta, meningkat 4,3% year on year (yoy) dibandingkan US$359,12 juta pada tahun lalu. Uni Eropa menjadi wilayah yang mengalami peningkatan ekspor tuna Indonesia, dengan nilai mencapai US$57,20 juta dan volume 13.498 ton. Italia menjadi negara yang paling banyak mengimpor tuna Indonesia, dengan nilai sebesar US$37,03 juta dan volume sebanyak 7.882 ton.

Target Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia

Nelayan memindahkan ikan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudera Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki target ekspor produk kelautan dan perikanan seperti udang, rumput laut, tuna, dan lainnya sebesar US$5,1 miliar atau Rp 55 triliun pada tahun 2014. Capaian ekspor tahun lalu hanya mencapai US$4,2 miliar atau Rp 45 triliun. Untuk mencapai target tersebut, KKP tidak hanya memaksimalkan pasar yang telah ada, tetapi juga membidik pasar baru seperti Eropa Timur, Timur Tengah, hingga Amerika Selatan.

Sekretaris Jenderal KKP, Sjarief Widjaja, menjelaskan bahwa pasar Timur Tengah sangat terbuka dan besar. Salah satu alasan adalah karena jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di wilayah tersebut, serta masyarakat Indonesia yang sering melakukan umrah dan haji. Hal ini membuat permintaan akan produk perikanan Indonesia semakin tinggi.

Potensi Ekspor Udang Indonesia

Selain tuna, ekspor udang Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Menurut data KKP, ekspor udang di tahun 2024 bisa mencapai US$2 miliar, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya US$1,6 miliar. Produksi udang tahun ini diprediksi mencapai 240.000 ton, lebih besar dari tahun lalu yang hanya 162.000 ton.

Komoditas udang dan tuna masih menjadi andalan dalam ekspor perikanan Indonesia. Ekspor tuna di tahun 2012 mencapai US$749 juta dengan volume 201.160 ton, sedangkan di tahun 2013 mencapai US$764 juta dengan volume 209.072 ton. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Eropa, dan ASEAN tetap menjadi pasar utama ekspor perikanan Indonesia.

Kesimpulan

Data ekspor udang dan tuna Indonesia terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik secara volume maupun nilai. Dengan adanya peningkatan ekspor ke berbagai pasar dunia, khususnya Asia dan Timur Tengah, sektor perikanan Indonesia semakin kuat sebagai penggerak ekonomi nasional. Pemerintah dan pelaku usaha terus berupaya untuk memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global. Dengan strategi yang tepat, ekspor udang dan tuna Indonesia diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negara.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *