Panduan Lengkap Memilih Seafood Berkelanjutan di Indonesia

Mengapa Memilih Seafood Berkelanjutan Penting?

Laut Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah. Namun, isu keberlanjutan semakin menjadi perhatian utama. Dalam beberapa tahun terakhir, penangkapan ikan berlebihan dan praktik budidaya yang tidak ramah lingkungan telah mengancam ekosistem laut. Menurut laporan lembaga pangan dunia, sekitar 53% dari sumber daya laut sudah mencapai status “tangkap penuh”, artinya populasi ikan tidak mampu pulih lagi jika terus ditangkap.

Kesadaran konsumen akan asal-usul makanan mereka juga meningkat. Banyak orang mulai mempertanyakan cara ikan ditangkap atau dibudidayakan. Hal ini membuat tren sustainable seafood (seafood berkelanjutan) semakin populer. Tidak hanya untuk menjaga kelestarian laut, tetapi juga untuk menjamin kualitas dan kesehatan konsumen.

Kategori Seafood Berkelanjutan: Panduan dari WWF Indonesia

WWF Indonesia telah merancang panduan lengkap untuk memilih seafood yang berkelanjutan. Mereka membagi spesies laut ke dalam tiga kategori berdasarkan kondisi penangkapan dan populasi:

  • Warna Hijau: Pilihan terbaik. Contohnya tenggiri, teri jengki, tongkol, cakalang, cumi, dan lainnya. Ikan-ikan ini ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan dan jumlah populasi stabil.
  • Warna Kuning: Pertimbangkan dengan hati-hati. Misalnya ikan gindara, gurita, sotong, kepiting bakau, dan lainnya. Populasi ikan dalam kategori ini sedang menurun, dan cara penangkapannya belum sepenuhnya lestari.
  • Warna Merah: Hindari. Contoh bawal hitam, putih, hiu, kakap putih, kuda laut, telur ikan, tuna sirip biru, dan lainnya. Populasi ikan dalam kategori ini sangat rendah, dan penangkapan sering kali merusak ekosistem laut.

Cara Memilih Seafood Berkelanjutan

sustainable seafood Indonesia selection tips

  1. Cari Label Keberlanjutan
  2. Pastikan produk memiliki label sertifikasi seperti MSC (Marine Stewardship Council) atau ASC (Aquaculture Stewardship Council). Kedua organisasi ini memberikan sertifikat untuk perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan.

  3. Tanyakan Asal Usul

  4. Konsumen disarankan untuk bertanya langsung kepada penjual tentang sumber ikan. Apakah ditangkap dengan cara yang aman? Siapa nelayan atau pembudidaya?

  5. Pilih Produk Lokal

  6. Seafood dari nelayan lokal biasanya lebih transparan dan ramah lingkungan. Contohnya, kelompok nelayan Kepiting Lestari di Pemalang yang dinaungi LSM dan WWF Indonesia.

  7. Hindari Penangkapan Berlebihan

  8. Jangan memilih ikan yang ditangkap menggunakan bom, potas, atau sianida. Serta hindari penangkapan anakan (juvenile) yang dapat mengganggu siklus reproduksi ikan.

  9. Dukung Budidaya Ramah Lingkungan

  10. Pilih produk dari budidaya yang menggunakan pakan alami dan tidak merusak lingkungan. Contohnya budidaya kepiting bakau di Pantura Jawa yang dilakukan oleh nelayan setempat.

Contoh Implementasi Praktik Sustainable Seafood di Indonesia

sustainable seafood Indonesia festival event

Beberapa inisiatif telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk LSM, pelaku usaha, dan pemerintah:

  • Fish n Blues: Sebuah usaha retailer dan supplier seafood yang bekerja sama dengan nelayan binaan Jaring Nusantara. Mereka menyediakan produk seperti kerapu, udang windu, dan kerang dengan standar ketat dan harga yang kompetitif.

  • IAMBEU Mina Utama: Ritel yang bergabung dalam program Seafood Savers. Mereka menjual produk hasil perikanan tangkap dan budidaya yang bertanggung jawab, serta berupaya mendapatkan sertifikasi MSC dan ASC.

  • Festival Bukan Pasar Ikan Biasa: Acara yang digelar oleh WWF Indonesia sebagai bagian dari kampanye #BeliyangBaik. Pengunjung bisa memilih seafood segar dan belajar tentang asal usul produk.

Tantangan dalam Mengembangkan Sustainable Seafood

Meskipun tren ini semakin diminati, masih ada tantangan yang harus dihadapi:

  • Biaya Lebih Tinggi: Praktik penangkapan dan budidaya ramah lingkungan biasanya lebih mahal, sehingga harga produk menjadi lebih tinggi.
  • Edukasi Konsumen: Masih banyak orang yang tidak sadar tentang pentingnya memilih seafood berkelanjutan.
  • Keterbatasan Pasokan: Tidak semua daerah memiliki akses ke produk seafood berlabel sustainable.
  • Sertifikasi Rumit: Nelayan kecil sering kesulitan mendapatkan sertifikasi karena biaya dan proses administrasi yang rumit.

Kesimpulan

Tren sustainable seafood di Indonesia tidak hanya menjadi solusi untuk menjaga kelestarian laut, tetapi juga menjadi pilihan bijak bagi konsumen yang peduli pada kesehatan dan lingkungan. Dengan kolaborasi antara nelayan, pelaku usaha, dan konsumen, kita bisa menciptakan masa depan laut yang lebih baik. Mulailah dengan memilih seafood yang berkelanjutan, dan jadilah bagian dari gerakan global untuk menjaga kekayaan laut Indonesia.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *