Pengembangan Industri Seafood di Indonesia: Peluang dan Tantangan Terkini

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam sektor perikanan dan kelautan. Salah satu bagian penting dari sektor ini adalah industri seafood yang tidak hanya berkontribusi pada perekonomian nasional, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi ribuan nelayan dan pekerja di berbagai daerah. Dalam beberapa tahun terakhir, nilai ekspor produk perikanan Indonesia terus meningkat, meski masih ada tantangan yang perlu diatasi agar potensi ini bisa dimaksimalkan.

Potensi Besar dan Pencapaian Ekspor

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada 2022 mencapai USD5,7 miliar atau naik 9,11 persen dibandingkan tahun 2021. Komoditas utama ekspor Indonesia yang paling tinggi adalah udang dengan nilai USD2,1 miliar. Selain itu, komoditas seperti tuna-tongkol-cakalang, cumi, sotong, gurita, rumput laut, rajungan, dan kepiting juga memberikan kontribusi signifikan.

Dengan kualitas yang baik, hasil laut Indonesia sudah diterima oleh 158 negara di dunia dengan pasar utamanya di Amerika Serikat, China, Jepang, Malaysia, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Italia, dan Hong Kong. Hal ini menunjukkan bahwa produk perikanan Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional.

Namun, meskipun volumenya terus naik, nilai ekspor hasil laut Indonesia baru mencapai 4% dari total produksi. Padahal, Indonesia adalah negara ke-3 dengan potensi perikanan tangkap laut terbesar di dunia setelah China dan Peru. Bahkan, Indonesia menyumbang 8% produksi perikanan dunia.

Tantangan yang Menghadang

Tantangan industri seafood Indonesia

Meskipun potensi besar, industri seafood Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah rendahnya peningkatan nilai ekspor yang belum sejalan dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Data Food and Agriculture Organization (FAO) 2020 menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi perikanan terbesar di dunia, namun nilai ekspornya masih jauh dari harapan.

Selain itu, masalah lain yang sering muncul adalah kurangnya standarisasi mutu dan keamanan produk. Untuk meningkatkan daya saing, diperlukan penerapan cara karantina ikan yang baik (CKIB), sistem hazard analysis and critical control points (HACCP), serta penerbitan health certificate (HC) untuk menjamin produk aman dikonsumsi manusia.

Kemudian, adanya kebijakan anti-dumping yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat membuat industri udang di Indonesia harus memutar otak kembali untuk mencari pasar baru. Hal ini turut disampaikan oleh Haris Muhtadi, Ketua Shrimp Club Indonesia.

Peluang untuk Masa Depan

Peluang industri seafood Indonesia

Pemerintah Indonesia menargetkan ekspor hasil laut bisa naik sebesar USD 1,5 miliar pada 2024. Untuk mencapainya, beberapa langkah strategis telah diambil, antara lain:

  1. Meningkatkan penjaminan kesehatan ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan melalui penerapan CKIB, HACCP, dan HC.
  2. Memperbaiki sistem pengolahan ikan sampai mendapat sertifikasi HACCP, FDA, dan BRC.
  3. Mengintegrasikan operasi kapal untuk disebar di beberapa titik paling potensial, termasuk produksi budidaya di hulu.

Selain itu, upaya hilirisasi industri kelautan dan diversifikasi produk pasar juga diperlukan agar nilai tambah dari produk perikanan dapat meningkat. Pemerintah juga berkomitmen untuk mendorong investasi di sektor kelautan dan perikanan serta pengawasan sumber daya alam untuk menekan IUU Fishing.

Kesimpulan

Industri seafood di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, baik secara ekonomi maupun sosial. Namun, untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, diperlukan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan peningkatan kualitas produk, standarisasi mutu, serta dukungan dari berbagai pihak, industri seafood Indonesia dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *